Posisi proyek Kite ini cukup menarik—mereka sama sekali tidak ingin menjadi "satu lagi blockchain publik biasa". Yang mereka bangun adalah infrastruktur dasar agar agen perangkat lunak benar-benar bisa secara mandiri mengelola uang, kontrak, dan kepatuhan. Apa itu agen perangkat lunak? Yaitu skrip otomatisasi, asisten AI, program microservice—ke depan, semua hal seperti itu harus bisa menyelesaikan transaksi sendiri, menandatangani perjanjian sendiri, tanpa menimbulkan masalah hukum atau bencana privasi.

Untuk mencapai tujuan ini, Kite menjadikan verifikasi identitas sebagai infrastruktur inti, bukan sekadar kotak centang formalitas. Sistem identitas yang mereka rancang punya tiga karakteristik: dapat diverifikasi, dapat dikomposisikan, dan hak akses dibatasi secara ketat. Kenapa harus seperti ini? Karena jika agen mesin diberikan akses terlalu luas, bisa-bisa terjadi hal yang tak terkendali.

Arsitektur Kite dibagi menjadi tiga lapisan, dengan satu aturan inti: beri batasan pada agen. Lapisan pertama menangani otentikasi identitas dasar, lapisan kedua mengelola cakupan hak akses dan logika otorisasi, lapisan ketiga bertanggung jawab atas pemeriksaan kepatuhan di tingkat eksekusi. Desain seperti ini memastikan setiap agen AI hanya bisa bertindak dalam batas yang diizinkan—otomatisasi tetap efisien, tapi tidak menimbulkan risiko berantai karena akses berlebihan. Singkatnya, ini seperti memberi garis tegas pada mesin: "apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan", agar ekonomi agen mandiri benar-benar bisa berjalan.