Setiap kali terjadi penurunan tajam, itu adalah ujian sekaligus peluang—namun kebanyakan orang hanya mengingat kerugiannya dan lupa untuk melakukan evaluasi ulang.

Jika kamu menelusuri kalender pergerakan pasar beberapa tahun terakhir, kamu akan menemukan polanya: penarikan pasar dalam negeri tahun 2017, kegagalan proyek FT pada 2018, kejatuhan gabungan pada 12 Maret 2020, perintah pembersihan tambang pada 2021, spiral LUNA dan kebangkrutan FTX di 2022, badai regulasi dan vonis CZ pada 2023, hingga tahun ini efek domino perang tarif—semua ini bukan kebetulan, melainkan uji stres yang bersifat siklikal.

Jika kamu perhatikan dengan saksama: sebelum peristiwa-peristiwa itu meledak, pasar sudah mengalami penurunan perlahan; ketika peristiwa terjadi, sentimen panik memperparah penurunan; tapi setelah peristiwa itu? Ada pengetesan ulang, bahkan sampai dua atau tiga kali, tapi dasar harga tidak menembus titik terendah baru. Fase pembentukan dasar biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 bulan, lalu tren kenaikan baru diam-diam mulai. Dan setiap kali rebound, kekuatannya lebih besar dari sebelumnya, khususnya untuk altcoin yang sempat ‘terbunuh’ secara tidak adil, kenaikannya sering kali di luar dugaan.

Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang? Jika sudah terjebak, jangan panik untuk cut loss atau all-in menambah posisi—tahan saja aset dengan fundamental kuat, pergilah keluar, jangan melulu memantau pasar. Jika sebelumnya sudah punya rencana, jalankan dengan disiplin: saat terjadi penurunan besar, tambah investasi berkala, saat turun sedikit, beli sedikit saja, jangan biarkan emosi mengacaukan ritme.

Sejarah tidak pernah berulang, tapi selalu berima. Penurunan tajam bukanlah akhir, melainkan tiket masuk untuk siklus baru—syaratnya kamu harus bisa bertahan melewati masa-masa sulit ini.